Rabu, 10 Desember 2014

KESEHATAN MENTAL “Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Proses Belajar Mengajar”



A.    Definisi Kesehatan Mental
Jasmani di katakan sehat apabila energi yang ada mencukupi daya tahan yang ada mencukupi memiliki kekuatan untuk menjalankan aktivitas,dan kondisi badan terasa nyaman dan sehat.
Dr.Kartini Kartono mengatakan bahwa orang yang memiliki mental sehat memilki sifat-sifat khas, antara lain mempunyai kemampuan untuk bertindak secara episien memiliki tujuan-tujuan hidup yang jelas  memiliki konsep diri yang sehat memiliki koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usahanya, memiliki regulasi diri dan memiliki batin yang selalu tenang.
Jadi, orang yang sehat mentalnya dapat melakukan adaptasi (penyesuaian diri) dengan lingkungannya, dengan mudah dapat menempatkan diri pada perubahan sosial, selalu aktif berpartisipasi dan dapat merasakan kepuasan atas terpenuhi kebutuhannya.
Apabila di tinjau dari, kata “mental” berasal dari kata latin yaitu mens ”atau” mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu jiwa).

Berikut ini merupakan beberapa defenisi dari kesehatan mental:
1.      Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejola jiwa (neurose) dan gejola penyakit jiwa (psychose).
2.      Kesehatan Mental adalah adanya kemmpuan yang memiliki oleh seseorang untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri orang lain, masyarakat atau lingkungannya.
3.      Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan seseorang untuk mengembangkan potensi bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga menyebabkan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.
4.      Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta terciptanya kemempuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan hatinya.

B.     Masalah Kesehatan Mental
Kesehatan mental/jiwa selalu mempersoalkan mental/jiwa yang dimiliki seseorang apakah bermasalah ataukan memilki kehidupan rohani yang sehat. Dan juga menegakkan pada keutuhan peribadi psiko-fisik manusia yang menyeluruh.
Kesehatan mental sebagai ilmu membicarakan bangaimana cara seseorang memecahkan masalah batinya sehingga ia mampu memahami berbanagi kesulitan hidup dan melakukan berbagai upaya agar jiwanya menjadi bersih.
Dengan memahami ilmu kesehatan mental adalah arti mengerti, mau dan mampu mengaktualisasikan dirinya, maka seseorang tidak akan megalami bermacam-macam ketegangan kekuatan dan komplik barin. Selain itu, ia melakukan upaya agar jiwanya menjadi seimbang dan kepribadiannya pun terinteraksi dengan baik. Ia juga akan mampu memecahkan segala kesulitan jiwa.
Permasalahan lain yang erat hubungannya dengan ilmu kesehatan mental, anatara lain adanya usaha untuk menghindari unsur tekanan batin, komplik pribadi dan menciptakan integrasi batin yang baik untuk melawan ketegangan dan komplik jiwa.
Orang yang sehat  mentalnya mempunyai pribadi normal. Mereka akan bertindak dan berprilaku baik agar dapat di terima oleh masyarakat. Selain itu dalam karakter dirinya terdapat kesesuaian dengan norma dan pola hidup masyarakat.

C.    Kesehatan Mental dan Ketenangan Hidup
Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diingininya itu. Sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahannya, kecemasan, dan ketidakpuasan.
Pada umumnya  setiap orang senantiasa memilki mental yang sehat namun karena suatu sebab ada sebagian orang yang memiliki  mental tidak sehat. Orang yang tidak sehat mentalnya memiliki tekanan-tekanan batin. Dengan suasana batin seperti ini  kepribadian seseorang menjadi kacau dan mengganggu ketenangannya. Gejala ini yang menjadi pusat pengganggu ketenangan hidup.
Ketenangan hidup dapat tercapai bila seseorang dapat memecahkan keruwetan jiwa pada dirinya yang menimbulkan kesulitan hidap. Hal ini dapat dilakukan bila ia berusaha untuk membersihkan jiwa agar tidak terganggu ketenagannya dan tidak terjadi konflik-konflik maupun rasa takut.
Orang yang mentalnya kacau tidak dapat memperoleh ketenangan  hidup. Jiwa merasa sering terganggu sehingga menimbulkan stress dan komplik jiwa. Hal ini menyebabkan timbulnya emosi negative sehingga ia tidak mampu mencapai kedewasaan psiskis, mudah putus asa dan bahkan bunuh diri.
Kekacauan mental ini di sebabkan kurangnya kesadaran memiliki konflik-konflik emosional, tidak berani menghadapi tantangan kesulitan hidup akibat hidup di tengah-tengah masyarakat yang menimbulkan terjadinya disorganisasikan maupun dinegrasi sosial.
Untuk megetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidak mudah, karena tidak dapat di ukur, di periksa atau dilihat dengan alat-alat seperti halnya dalam kesehatan badan biasanya yang menjadi kesehatan mental adalah tindakan, tingkah laku, atau perasaan karena seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya akan mengalami kegoncagan emosi kelainan tingkah laku dan tindakannya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu :
1)      Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Perasaan.
Berikut ini akan di uraikan tiap-tiap persoalan (perasaan) dengan contoh-contohnya :
a)      Rasa cemas
Adanya perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa sebab yang menyebabkan timbulnya perasaan gelisah pada diri seseorang. Misalnya, perasaan seorang ibu yang gelisah karena anaknya terlambat pulang, berbagai pikiran berkecamuk dalam dirinya, ia merasa khawatir bila anaknya mendapat kecelakaan, diculik orang, dan sebagainya, karena itu, sebaliknya berusaha mengatasi kegelisahan itu dengan mencari cara pemecahannya.
b)      Iri hati
Perasaan iri hati sering terjadi dalam diri seseorang, namun sebenarnya perasaan ini bukan karena adanya kedengkian dalam dirinya melainkan karena ia sendiri hatitidak merasakan bahagia dalam hidupnya. Sebagai contoh adalah seorang ibu yang masih muda, cantik dan kaya, merasa iri kepada suaminya karena anak-anaknya lebih dekat kepadanya. Ia juga merasa bahwa suaminya tidak mengindahkan perasaannya. Hal ini menyebabkan terjadinya pertengkaran dan perselisihan anatara mereka karean kecurigaan isteri kepada suaminya.
c)      Rasa sedih
Rasa sedih ini terkadang berpangkal dari hal-hal yang sepele yang terjadi karena kesehatan mental yang terganggu, bukan karena penyebab kesedihannya secara langsung.
d)     Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan kepada diri.
Rasa rendah diri menyebabkan seseorang menjadi mudah tersinggung sehingga menyebabkan orang yang bersangkutan tidak mau bergaul karena merasa dikucilkan. Ia tidak mau mengemukakan pendapat dan tidak memiliki inisiatif. Lama kelamaan kepercayaan dirinya akan hilang bahkan ia mulai tidak mempercayai orang lain. Ia menjadi mudah marah atau sedih hati, menjadi apatis dan pesimis.
e)      Pemarah
Seseorang yang sering marah-marah tanpa sebab biasanya mengalami gangguan kesehatan mental. Pada dasarnya, marah merupakan ungkapan kekecewaan, atau ketidak puasan hati.





2)      Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Kesehatan
Kecerdasan seseorang merupakan warisan dari orang tuanya. Hal ini telah terbukti dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Namun demikian, kecerdasan ini tidak akan berkembang bila tidak di dukung oleh lingkungan adanya kesempatan yang dapat merangsang kecerdasan tersebut.
Ada berbagai pengaruh kesehatan mental atas pikiran,  di antaranya pereasaan sering lupa atau kurangnya konsentreasi dalam berpikir dan sebagainya. Bila hal ini di biarkan terus menerus maka ia akan menyebabkan gangguan kesehatan mental yang sangat serius.
Anak yang pemurung, bodoh merupakan akibatnya terganggunya ketenagan si anak. Ia menjadi mampu mengerahkan daya pikirnya sehingga ia kehilangan konsentrasi dalam menerima pelajaran. Inilah yang menyebabkan ia menjadi bodoh, jadi bukan karena ia benar-benar bodoh.
Penyebab lain terganggunya ketenangan anak adalah perlakuan orang tua yang terlalu megekang kebebasan anak, terlalu banyak campur tangan dalam urusan anak, suka membandingkan sia anak dengan anggota  lain. Yang lain lebih pandai dari pada si  anak, dan sebangainya.
Terganggunya ketenangan anak di sebabkan perilaku ibu/bapak sering bertengkar , mengekang anak , sering di pukul oleh ibu/bapaknya, karena ia malas belajar auatu karena kenakalannya. Suasana menyebabkan si anak merasa bigung dan mencoba mencari perhatian orang dengan sesuatu yang di larang.
3)      Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Tingkah Laku
Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh suasana hatinya. Bila seseorang merasa gelisah atau merasa tertekan hatinya, dia akan berusaha menghilangkannya dengan segala cara. Biasanya ia akan berusaha mengeluarkan segala uneg-negnya dihatinya, namun cara ini tidak selalu berhasil mengurangi beban dihatinya. Hal ini karena tidak semua orang dapat mengungkapkan kegelisahannya kepada orang lain.
Contoh kasus dalam hal ini adalah seorang anak yang di marahi oaring tuanya. Dalam hatinya ia ingin membrontak perlakuan kedua orang tuanya, tetapi ia tidak berani, sehingga terjadilah pertentangan  batin, antara ingin melawan (membela diri) dan takut akan hukuman dan kekerasan oaring tua. Hal ini mendorong hatinya untuk melakukan sesuatu yang tidak disenangi oleh orang tua, atau melampiaskan kesalahannya kepada teman sepermainannya atau kepada adiknya.
Dalam beberapa kasus, sering kita temukan orang yang suka mengganggu ketenangan dan hak orang lain, misalnya ingi mencuri, menyakiti atau memfitnah oaranga lain. Semua perlakuan itu merupakan pelmpiasan dari ketidakpuasannya, yang timbul karena kesehatan mental yang terganggu.

D.    Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
                  Ada bukti dibatasi oleh untuk menilai keberadaan atau sifat gangguan mental sebelum catatan tertulis. psikologi evolusi menunjukkan bahwa beberapa disposisi genetik yang mendasari, mekanisme psikologis dan tuntutan sosial yang hadir, meskipun beberapa gangguan mungkin telah berkembang dari suatu ketidaksesuaian antara lingkungan leluhur dan kondisi modern.Beberapa kelainan perilaku istimewa telah ditemukan pada kera besar non-manusia.
Ada bukti dari zaman Neolitik dari praktek trepanation (memotong lubang besar ke dalam tengkorak), mungkin sebagai upaya untuk menyembuhkan penyakit yang mungkin telah memasukkan gangguan mental.
1. Mesir dan Mesopotamia 
catatan Limited dalam dokumen Mesir kuno yang dikenal sebagai papirus Ebers muncul untuk menggambarkan kondisi gangguan konsentrasi dan perhatian, dan gangguan emosi di hati atau pikiran. Beberapa ini telah ditafsirkan sebagai menunjukkan apa yang kemudian akan disebut histeria dan melankolis. perawatan somatik biasanya termasuk menerapkan cairan tubuh saat membaca mantra magis. Halusinogen mungkin telah digunakan sebagai bagian dari ritual penyembuhan. candi agama mungkin telah digunakan sebagai terapi retret, mungkin untuk induksi negara reseptif untuk memudahkan tidur dan menafsirkan mimpi.


2. India 
Kuno suci Hindu dikenal sebagai Ramayana dan Mahabharata berisi uraian fiksi negara depresi dan kecemasan. gangguan mental pada umumnya dianggap mencerminkan entitas metafisik abstrak, agen supranatural, ilmu sihir atau ilmu sihir. Sebuah karya yang dikenal sebagai Samhita Charaka dari sekitar tahun 600 SM, bagian dari Ayurveda Hindu (“pengetahuan tentang kehidupan”), melihat sakit sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara tiga jenis cairan tubuh atau kekuatan yang disebut (Dosha).tipe kepribadian yang berbeda juga dijelaskan, dengan kecenderungan yang berbeda untuk kekhawatiran atau kesulitan.Disarankan menyebabkan termasuk diet yang tidak pantas, tidak menghormati terhadap, guru dewa atau lainnya; shock mental karena ketakutan yang berlebihan atau sukacita; dan aktivitas tubuh yang salah. Perlakuan termasuk penggunaan bumbu dan salep, daya tarik dan doa, persuasi moral atau emosional, dan mengejutkan orang.

3. China 
Gangguan Jiwa dirawat terutama di bawah Pengobatan Tradisional Cina dengan herbal, akupuntur atau “terapi emosional”. Canon Batin Kaisar Kuning dijelaskan gejala, mekanisme dan terapi untuk penyakit mental, yang menekankan hubungan antara organ-organ tubuh dan emosi. Kondisi tersebut diperkirakan terdiri dari lima tahap atau elemen dan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang.

4. Ibrani dan Israel
            Bangsa kuno Israel dibentuk oleh orang-orang dengan asal di Mesopotamia dan Mesir. Konsep Allah yang tunggal, secara bertahap diartikulasikan dalam Yudaisme, menyebabkan pandangan bahwa gangguan mental bukan masalah seperti yang lain, yang disebabkan oleh salah satu dewa, tetapi lebih disebabkan oleh masalah dalam hubungan antara individu dan Tuhan. Ayat-ayat dari Alkitab Ibrani / Perjanjian Lama telah ditafsirkan sebagai gangguan menggambarkan suasana di tokoh-tokoh seperti Ayub, Raja Saul dan dalam Mazmur Daud.

E.     Perbedaan Psikolog, Psikiater, Dokter
1. Psikolog
Psikolog adalah seorang sarjana S1 psikolog yang meneruskan ke jenjang S2 profesi psikologi, sehingga nanti gelar dibelakangnya adalah ….., S.Psi, PSi atau biasanya mereka tidak mencantumkan gelar S1 tapi langsung dengan .., Psi dibelakang namanya
Psikolog tidak berhak memberikan obat karena mereka tidak belajar kedokteran. Psikolog ini mempunyai hak untuk mendignosis misalnya mendiagnosis apakah anak ini mengalami hiperaktif dan sejenisnya
Treatment psikolog lebih kearah orang normal yang tidak membutuhkan bantuan pengobatan. Psikolog lebih bekerja dengan menggunakan PIKIRAN SADAR, jadi pikiran sadar yang diedukasi.
2.  Psikiater
Psikiater adalah seorang sarjanan kedokteran (s1) yang melanjutkan ke bidang kedokteran jiwa (s2) atau sering dapat gelar ” Sp.KJ”
Hanya Psikiater yang boleh memberikan obat, karena ada latar belakang dokter. Jadi tratment psikiater lebih kearah treatment dengan menggunakan obat obatan. Psikiater mendalami hal gangguan mental seperti skizofrenia dan teman temannya.
3.  Dokter
Sama-sama mengobati akan tetapi masih bersifat umum berbedea dengan psikolog dan psikiater.

BAB III
KESIMPULAN

Orang yang sehat mentalnya akan dapat dengan mudah menyesuaikan diri, dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya. Dan Orang yang kesehatan mentalnya terganggu cenderung memiliki emosi tinggi, mudah tersinggung, tidak kosentrasi, berjiwa melankolis.
Tidak banyak orang yang dapat mengenali apakah seseorang terganggu jiwanya atau tidak, sekalipun dari keluarga terdekatnya sendiri. Karena orang yang terganggu kesehatan mentalnya cenderung tidak terlihat secara langsung, dan biasanya masih dapat bersikap seperti biasanya.
Penanganannya tidak sama dengan orang yang terlihat tidak sehat secara fisik, biasanya orang yang mengalami gangguan kesehatan mental ditangani oleh Psikolog.  



DAFTAR PUSTAKA

Drs. Yusak Burhanuddin. Kesehatan Mental, Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Dr. Zakiah Daradjat. Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung Agung, 1980.



Disusun Oleh :
1.    Roby Septian Hadi                31201200
2.    Ahmad Mujiyaki                   3120120032
3.    Rahmat Nasution                   3120120007
4.    Muhammad Farchi                31201200
5.    Nuraini                                   3120120022
6.    Putri S H                                3120120017
7.    Selvi Irfiana                           3120120031
8.    Siti Soleha                             3120120012
9.    Syarifah Fauziah                   31201200




FAKULTAS AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA TIMUR